Perempuan yang Menikmati Diperkosa

Segar sekali rasanya, barusan aku telah menggagahi seorang gadis cantik bernama Indonesia, cantik namun bodoh, Ia berdandan dengan gincu tebal yang mengundang birahi. Sebelum dia kugilir kepada pelanggan-pelanggan lainnya, dia harus kucicipi dulu.

Blue and Gold Beauty II - Josephine Linggar, Sumber: Blue Lotus Fine Art
Aku Badu. Pekerjaanku Mucikari, menjuali perempuan-perempuan yang kutemui dijalan, tentu saja yang cantik-cantik tapi otaknya setitik, atau lebih tepatnya punya otak tapi tidak digunakan. Setiap hari aku berjalan-jalan dari ujung ke ujung, untuk sekedar melihat-lihat barangkali ada gadis baru yang memenuhi syarat. Aku sudah melakukan pekerjaan ini bertahun-tahun lamanya, tahun ini, tahun 2017, genap 72 tahun sudah aku menjalankan profesi ini.

Pekerjaan yang sangat menyenangkan, aku tak perlu memeras keringat dan banting tulang, tapi aku bisa hidup mewah, terhormat dan dihormati. Aku mengenal dia beberapa minggu yang lalu waktu ketika aku sedang berjalan-jalan di mall, kulihat ada seorang gadis tomboy berambut pendek dengan wajahnya cantik dan berhidung mancung. Sedang jalan-jalan melintasi etalage toko-toko bermerk. Naluriku langsung berjalan, kudekati dia dan berpura-pura menanyakan dimana Starbucks Cafe terdekat dari situ. Aku pura-pura tidak tahu daerah itu, dia pun menunjukkan arah. Tetapi aku bilang bahwa aku tidak tahu daerah situ, aku memintanya untuk mengantarkanku ke cafe itu dengan imbalan jam tangan bermerk yang terpampang di depan etalage. Dia mau saja, dan setelah sampai di cafe kutawari saja sekalian untuk minum kopi bersamaku. Kami mulai ngobrol ngalor ngidul tak tentu arah.

Dari percakapan itu aku tahu bahwa dia sebenarnya adalah anak seorang tuan tanah, tanahnya luas dari Sabang Sampai Merauke, tetapi karena keengganannya menggarap tanah itu ditambah ketidaktahuannya akan ilmu bercocok tanam dan manajemen, dia biarkan orang lain yang mengolah tanah itu. Dia hanya menarik sedikit biaya dari orang yang menggarapnya. Dia pun lebih suka hijrah ke kota besar yang hingar bingar,  dengan begitu dia bisa berdandan modis, mempunyai peralatan mutakhir, dan ber - urbanlifestyle -  ria.

Biasanya, setelah kugagahi, giliran selanjutnya untuk mencicipi adalah Imof. Jika kesempatan memungkinkan, menage a trois pun tak apa, kami garap bersama-sama gadis baru itu. Bersama Imof, yang adalah saudara kembarku, kami adalah entitas mucikari terbesar dan terhebat yang mungkin pernah ada di muka bumi ini. Kami sama-sama dilahirkan di Bretton Woods, sebuah desa kecil nan indah di bumi utara sana. Sebagai mucikari, aku sudah makan asam garam kehidupan. Merayu mereka yang kutemui dengan mengiming-imingi mereka dengan kekayaan, kemewahan, dan tentu saja kemajuan lahir dan batin. Memang tidak semua berhasil aku tipu, tapi sebagian besar berhasil.

Falso Di Autore Ballerina
Di Flamenco In Rosso,
Sumber: ifalsidiautore
Gadis-gadis cantik yang hanya mau bermewah-mewah tapi tidak mau bekerja keras dan berpikir, ah tentu saja adalah makanan empuk bagiku. Wajah cantik, pantat bahenol, pinggang mirip gitar Spanyol, tentu saja akan sangat mendatangkan keuntungan yang besar. Untuk meningkatkan ketergantungan mereka, akan kumanjakan dulu dengan apapun yang mereka inginkan, jika sudah ketagihan maka mereka kuhutangi dulu dengan jumlah yang tidak sedikit. Kuberi mereka barang yang bagus, mobil mengkilap, janji-janji manis, dan hampir apapun yang menjadi tanda kemajuan dan modern lifestyle. Baru setelah itu, perlahan namun pasti, kudikte apa yang harus mereka lakukan, dengan tujuan akhir menjadi pelacur profesional untuk imperium bisnisku.

Terkadang, aku sengaja menyewa agen khusus untuk memperluas imperium bisnis mesumku, para lover boy adalah negosiator ulung dalam merayu dan tentu saja menjerat mangsa itu ke dalam lingkaran setan yang telah disiapkan. Setelah masuk dalam inner circle, mereka akan dengan sendirinya belajar bagaimana melempar senyuman nakal, menggoda untuk segera diajak asyik di atas ranjang. Tetapi sungguh, banyak dari mereka justru belajar sendiri seperti itu. Menjilat dengan kata-kata manis dan pelayanan yang memuaskan.

Bahkan kadang ketika aku menjenguk mereka, sengaja disiapkan penyambutan yang luar biasa, agar tentu saja aku berbaik hati untuk menghutangi mereka lebih banyak dan lebih banyak lagi. Kadang-kadang aku merasa kasihan melihat perempuan-perempuan itu, selalu saja sebenarnya ada kesempatan untuk melepaskan diri dari cengkeraman imperiumku, tapi mereka sendiri sepertinya enggan dan malas.

Dengan pekerjaan yang cuma mengangkang dan bermake up ria itu, rupanya semakin lama justru semakin menumpulkan otak mereka. Mereka sudah bisa seharusnya untuk berdikari, mungkin dengan uang yang mereka punya dan tenaga yang tersisa, membuat usaha sendiri agar martabat mereka terangkat. Tapi sekali lagi, mereka rupanya malas dan tak berpendirian teguh. Sekali waktu mereka mungkin mencoba memikirkannya, dan berkata kepadaku untuk mengangsur utang mereka, dan tak mau berhutang lagi. Tapi berulang kali pula mereka berubah pikiran, berhutang dan berhutang kembali untuk membiayai gaya hidup mereka yang sudah terlanjur hedonis. Bahkan akhir-akhir ini ada di antara mereka yang meminta penghapusan utang, yang pada awalnya tentu saja kutertawakan, lelucon macam apa pula ini. Utang kok begitu saja minta dihapuskan, dimoratoriumkan.

Tetapi karena desakan dari pemegang saham di imperium mesumku yang sudah mulai resah oleh tekanan dari kanan kiri, akhirnya untuk mereka yang utangnya sudah mencekik leher, apalagi yang bunganya saja sudah melebihi pokoknya, terpaksa aku harus hapuskan utangnya, tentu saja tidak semua. Melacur seumur hiduppun, utang itu tak akan pernah lunas. Nah beberapa yang penakut dan penurut, yang walaupun sudah kembang kempis tertimbun utang, dengan gengsinya tak mau meminta penghapusan utang.

Yah, aku sih asik-asik saja. Justru kepada mereka akan kugelontorkan utang  baru yang bukan hanya mencekik mereka, tetapi juga anak cucu mereka. Sehingga lengkap pulalah silsilah keluarga itu, keluarga pelacur. Pelacur hati nurani, pelacur yang masih sering ngomong masalah moral, pelacur yang ambigu, karena kadang kau lihat mereka sebagai pelacur tapi kadang pula kau lihat mereka berbicara sungguh-sungguh tentang kehidupan asketik, tentang surga dan neraka, bahkan tentang Tuhan.
You Feed My Desire – Love, Sex & Poetry
Sumber: writing holistically
Apabila mereka sudah masuk perangkapku, akan kuselenggarakan training khusus bagaimana memuaskan pelanggan. Tentu saja tidak semua harus mereka tahu, yang paling penting adalah pengetahuan dasarnya saja. Aku akui, aku cukup pelit berbagi ilmu dengan mereka, aku ajari mereka bagian tertentu dari Kama Sutra, tentunya yang hanya berkaitan dengan posisi yang berjumlah 64 itu. Selebihnya yang justru lebih penting, bagaimana mencari kebahagiaan dengan jalan menjalin hubungan yang baik antara pria dan wanita sengaja aku sembunyikan. Apalagi tentang Kama Sashtra[1], aku sembunyikan sama sekali. Biarlah bagi mereka seks hanyalah sebatas seks, menjadi tujuan bukan dijadikan alat.

Tentu bisnis begini banyak maju mundurnya, tapi aku pantang menyerah, perangkat hukum pun sudah aku jarah demi mengamankan posisi kami. Dan tentu kupoles dengan aksi-aksi berbau sosial yang lebih bertujuan untuk menimbulkan imago bersih. Aku dan Imof telah mempunyai tugas masing-masing, kami saling memperkuat satu sama lain. Namun akhir-akhir ini Imof tampak uring-uringaan, aku dengar banyak kritik tajam mengalir ke meja kerjanya berkaitan dengan saran-sarannya akhir-akhir ini, yang ketahuan justru membuat pelacur-pelacur itu semakin tergantung padanya. Membuat mereka semakin malas, membuat mereka semakin dalam terjerat dalam dunia hitam. 

Kutelepon dia malam kemarin, sekedar menanyakan kabarnya. Aku bilang tidak usah terlalu dipikirkan apa yang dibilang oleh para aktivis LSM itu, mereka memang sudah pekerjaannya berkoar semacam itu. Mau itu namanya Chomsky, Geldof, Bono, Hysham, Prahalad, atau tai kucing, tidak usah terlalu dimasukkan hati.

Tak terasa, sudah larut malam. Mengurusi tetek bengek perusahaan ini sungguh kadang-kadang aku rasa melelahkan. Bukan saja harus bersaing dengan perusahaan yang terjun di bisnis permesuman ini, tetapi juga harus pasang mata dan telinga akan teriakan dari masyarakat yang dikompori oleh para aktivis LSM. Semakin hari, semakin aneh-aneh saja tuntutan para cecunguk LSM itu. Belum lama mereka berkoar tentang corporate responsibility, sekarang sudah lebih berani lagi menuntut corporate accountability. Bagaimana perusahaanku akan menguntungkan jika harus juga accountable atas kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh pihak ketiga yang menjalin bisnis dengan perusahaanku.

Sudah waktunya untuk tidur, besok pagi akan kucari gadis-gadis seperti itu lagi. Dan juga akan kukunjungi para pelacur yang sudah setia menjadi anak buahku, besok ada dua yang akan kukunjungi, gadis hitam manis bernama Nigeria, dan juga seorang gadis yang melacur hanya sebagai hobby, Saudi Arabia namanya. Aku akan melanglang dari benua ke benua, dari Asia sampai Afrika, dari Amerika Selatan sampai Eropa Timur. Menipu dunia dengan uang dan retorika, menyebarkan demokrasi dengan anarki, memesumi moral dan etika. Oh.. betapa gampangnya dunia kukuasai.


___________________________
Penggubahan Perempuan-perempuan yang Ingin Diperkosa




[1] Secara harfiah berarti Pengetahuan tentang Kebahagiaan, adalah kitab klasik dimana Kama Sutra hanyalah salah satu bagian kecilnya.

Subscribe untuk mendapatkan update terbaru dari kami:

0 Response to "Perempuan yang Menikmati Diperkosa"

Posting Komentar