Sekilas Mengenai Plato dan Filsafat Cinta

Plato merupakan seorang filsuf barat yang dapat dikatakan pemikiran-pemikirannya mudah membaur dalam pemahaman-pemahaman agama. Oleh karenanya pemikiran-pemikiran Plato dilanjutkan oleh orang-orang dari tradisi Helenisme Romawi yang kemudian disebut sebagai neo platonisme dengan tokohnya bernama Plotinus.

Kemudian gaya berfikir neo platonisme ini diserap oleh tradisi mistik timur, Misalnya oleh Suhrawardi al-Maqtul dari tradisi iluminati. Dari sanad keilmuannya, maka Platonisme dapat ditarik garis pemikiran yang diawali dengan Platonisme, neo platonisme, hingga filsafat iluminati.
Agape Feast, Via Labicana, Rome, Italy - Sumber: wikipedia
Cinta berasal dari bahasa sansekerta yang berarti pertimbangan pemikiran. Dalam bahasa sansekerta, terdapat sebuah istilah yang disebut dengan cinta para, yang berarti orang yang hanyut dalam pikiran, atau orang yang terpesona oleh pemikiran. Berbeda dengan sastrawan asal Indonesia bernama Remy Sylado. Ia mengatakan bahwa cinta merupakan bahasa yang berasal dari Spanyol dan dibawa oleh orang-orang Portugis ke Indonesia. Menurut Sylado, Cinta berarti tali. Putus cinta, dapat berarti putusnya tali pengikat.

Menurut Plato, Cinta pada dasarnya terbagi kedalam tiga jenis. Yang pertama adalah Cinta Jasmaniyah, dalam islam disebut dengan mawaddah. cinta ini berhubungan dengan fisik, seksualitas, keinginan untuk memiliki dan mencari suatu objek keindahan ataupun kebaikan demi kesenangan dan kepuasan. Dalam bahasa Latin, cinta yang demikian disebut sebagai Amor, dalam bahasa Yunani disebut Eros, dan dalam bahasa sansekerta disebut sebagai Kama.

Kemudian yang kedua disebut sebagai cinta persahabatan, Cinta ini tidak berhubungan dengan seksualitas, namun berkenaan dengan kasih. Perasaan yang ditujukan pada semua manusia tanpa syarat dan pengecualian, perasaan cinta yang demikian ini didorong oleh rasa tulusnya hati yang semata-mata  demi kebahagiaan dan kesenangan orang lain. Dalam bahasa Latin disebut dengan Delictio, Yunani menyebutnya Philia, dan Sneha atau Priyata dalam bahasa Sansekerta.

Kemudian yang ketiga adalah Cinta Ketuhanan, merupakan manifestasi dari adanya karunia Tuhan dan CintaNya kepada manusia, sehingga kemudian manusia meniru cinta tersebut dengan cara mencintai seluruh ciptaan Tuhan. Cinta Ketuhanan dalam bahasa Latin disebut dengan Caritas, dalam bahasa Yunani disebut Agape, dalam bahasa Sansekerta disebut Prema, dan dalam bahasa Arab disebut dengan Rahman.

Dari ketiga kategori cinta tersebut di atas, maka ketika ada seseorang menyatakan cintanya kepadamu, tegaskanlah padanya, cinta seperti apa yang dia maksudkan. Dalam Islam, cinta yang bersifat jasmaniyah disebut dengan mawaddah, kemudian naik lagi levelnya ke mahabbah, dan kemudian menjadi rohmah. Pada tingkatan ini maka rumah tangga menjadi langgeng.


Plato membahas mengenai cinta dalam tiga karyanya yang berjudul Phaedrus, Simposium, dan The Republic.

_____________________________________

Subscribe untuk mendapatkan update terbaru dari kami:

0 Response to "Sekilas Mengenai Plato dan Filsafat Cinta"

Posting Komentar