Keberagaman
Tuhan menciptakan segala
sesuatunya dengan keberagaman dan perbedaan, namun mengapa ada beberapa
masyarakat begitu alergi dengan perbedaan. Menganggap yang tidak sama dengan
dirinya adalah suatu kesalahan dan keburukan. Lagipula, mengapa manusia
diciptakan berbeda, mungkinkah sang Pencipta menginginkan perpecahan melalui
sebuah perbedaan?
Oleh: Adjie Agung
Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara Universitas Pasundan
Belakangan
ini negara kita banyak sekali diributkan oleh masalah perbedaan. Setiap
individu maupun masyarakat dituntun untuk sama dengan suara mayoritas.
Sedangkan yang menjadi permasalahan adalah bagaimana dengan orang-orang yang
berbeda dengan mayoritas? Beberapa masyarakat kita hari ini belum bisa
menyadari bahwa perbedaan akan selalu ada. Mengacu kepada Undang-undang Dasar
yang digunakan di Indonesi bahwa kebebas setiap indivudi itu dijamin oleh
negara, dalam artian setiap individu yang ada dimasyarakat memiliki hak dan
kebebasan yang sama untuk mengekspresikan dirinya sesuai dengan aturan
Undang-undang.
Three Sphinxes of Bikini 1947 by Salvador Dali, Sumber: Dali paintings |
Realitas
yang terjadi hari ini dinegara kita terejawantahkan dalam pemilu DKI Jakarta
lalu yang membuat masyarakat menjadi dua kubu yang saling bertolak belakang.
Satu sisi menjadi kubu mayoritas dan satu sisi menjadi kubu minoritas, dalam
hal ini yang menjadi pemisah adalah perbedaan pemahaman tafsir terhadap ajaran
agama. Agama Islam sebagai kubu mayoritas dan sisanya gabungan dari seluruh
agama termasuk juga islam didalamnya. banyak masyarakat yang belum menyadari realitas
yang terjadi ini, bahwa ada segelintir kelompok yang ingin memecahkan negara
kita dengan dalih agama sebagai komoditas utama.
Pasca
kejadian di pemilu DKI jakarta tersebut, pertarungan antar dua kubu ini terus
berlanjut hingga kedalam media sosial, perdebatan-perdebatan yang terjadi
selalu bersinggungan masalah agama. Sekalipun tema atau konten yang dibahas
bukan masalah agama pada akhirnya masyarakat selalu punya cara untuk mengarah keperdebatan tersebut.
Dalam
hal ini, timbulah suatu pertanyaan, mengapa manusia diciptakan berbeda? Mengapa
tidak diciptakan sama agar tidak ada perbedaan dan manusia dapat hidup rukun hingga
samapai ajalnya tiba. Bila diteliti lebih lanjut, kesempurnaan akan muncul dari dari
berbagai perbedaan yang ada. Perbedaan inilah yang melahirkan gerak dan
dinamika.[1] Akan
menjadi aneh nantinya apabila setiap masyarakat mempunyai bentuk pemikiran,
potensi, dan kesukaan yang sama sehingga apa yang seseorang lakukan, juga
dilakukan oleh orang lain dan sebaliknya, orang lain melakukan suatu hal dan
lainnya akan melakukan hal yang sama, dan parahnya, semua orang akan melakukan
pekerjaan yang sama dan hobi yang sama sehingga kebutuhan kehidupan lainnya
tidaklah terpenuhi, bahkan mengakibatkan kepunahan, sebab seluruh manusia hanya
memiliki satu pekerjaan saja, misalnya sebagai sebagai dokter, maka kebutuhan
lain tidak akan terpenuhi. Realitas yang harusnya terjadi tidak seperti ini,
setiap masyarakat mempunyai tugasnya masing masing. Sepeti, mengapa anda
bekerja sebagai pedagang, sebagian orang bekerja sebagai aparatur negara,
kemudian sebagiannya lagi bekerja sebagai pencari ilmu. Penyebab semua ini
adalah perbedaan, Perbedaan bukanlah kekurangan, melaikan salah satu jalan
menuju kesempurnaan. Segala sesuatu akan menjadi kesempurnaan ketika menemukan
jalannya. Masing-masing dari kita inilah yang menjadi kesempurnaan, dalam artian
ketika individu-individu disatukan akan menjadi kesempurnaan. Manusia tanpa
gabungan akal, tangan, hidung, telingan dan mata tidak akan menjadi manusia.
Tanpa adanya unsur-unsur itu mungkin didunia ini tidak akan jadi manusia.
Seperti
prinsip kausalitas. Bila disuatu tempat ada orang jahil dan disuatu tempat
tidak ada orang yang baik dan berilmu, maka disitu tidak akan ada proses pembelajaran.
Tidak akan terjadi timbal balik diantara setiap manusia. Perbedaan inilah yang
menyebabkan terjadinya daya tarik menarik antar manusia.[2] Wanita
tertarik kepada pria dan pria tertarik kepada wanita, sebab adanya perbedaan
baik, perbedaan biologisnya, sifat dan kelakuan setiap individu yang berbeda
akan menyebabkan individu itu saling menyukai satu sama lain. Ada pepatah
mengatakan “dua hal yang sama tidak akan saling berkumpul”. Jika seseorang
mempunyai sesuatu yang dimiliki juga oleh orang lain, maka ia tidak akan
mungkin bisa menarik orang lain. Seorang wanita mengambil seorang pria untuk
jadi suaminya kemudian seorang pria mengambil seorang untuk jadi istrinya,
sehingga terciptalah suatu aturan yang sempurna mengenai pembentukan peraturan
rumah tangga.
Perbedaan
itu adalah salah satu tanda kebesaran Tuhan, hal ini dijelaskan didalam sebuah
hadist “Perbedaan yang terdapat diantara
umatku adalah rahmat”.[3]
Persamaan bisa anda temukan didalam hukum yang memandang semua manusia sama
dalam masyarakat. Yang dibela adalah orang-orang yang berhak dan berdiri diatas
kebenaran. Bagi manusia-manusia yang tidak punya kondisi dan keadaan yang sama,
hukum juga harus memperlakukan mereka sesuai dengan kondisi dan keadaan mereka.
[1] Murtadha
muthahhari, islam & tantangan zaman, cetakan 1 : oktober 2011 , penerbit :
sadra press, hlm 259.
[2] ibid.
[3] As Suyuthi mengatakan hadits ini diriwayatkan oleh
Nashr Al Maqdisi dalam kitab Al Hajjah secara marfu’ dan Al Baihaqi dalam Al
Madkhal dari Al Qasim bin Muhammad dan ini adalah ucapan beliau. Lihat Ad
Durar Mutanatsirah, hlm 1.
0 Response to "Keberagaman"
Posting Komentar