Nietzsche, Eksistensialisme (Ubermensch) Bag 1 - Prolog

Friedrich Wilhelm Nietzsche, adalah seorang filsuf Jerman dan seorang ahli ilmu filologi yang meneliti teks-teks kuno. Friedrich Nietzsche dilahirkan di kota Rocken, di wilayah Sachsen. Orang tuanya adalah pendeta Lutheran Carl Ludwig Nietzsche (1813-1849) dan istrinya Franziska, nama lajang Oehler (1826-1897). Ia (Nietzshe) diberi nama untuk menghormati kaisar Prusia Friedrich Wilhelm IV yang memiliki tanggal lahir yang sama. Adik perempuannya Elisabeth dilahirkan pada 1846. Setelah kematian ayahnya pada 1849 dan adik laki-lakinya Ludwig Joseph (1848-1850) keluarga ini pindah ke Naumburg dekat Saale.[1]

Ubermensch, Sumber : Quora
Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Also sprach Zarathustra).

Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zaman-nya (dengan peninjauan ulang semua nilai dan tradisi atau Umwertung aller Werten) yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Walaupun demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme (Uberwindung der Nihilismus)[2] dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung), dan memposisikan manusia sebagai manusia purna Ubermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht).

Selain itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman (Kunstlerphilosoph) dan banyak mengilhami pelukis moderen Eropa di awal abad ke-20, seperti Franz Marc, Francis Bacon,dan Giorgio de Chirico, juga para penulis seperti Robert Musil, dan Thomas Mann. Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan metafisik yang memiliki kemampuan untuk me-transformasi-kan tragedi hidup.

Bersambung..

Baca Juga :



[1] Wikipedia, Nietzsche, id.wikipedia.org/wiki/nietzsche, diakses pada tanggal  15 April 2016.
[2] dipahami sebagai 'kedatangan kekal yang sama (atau dalam  terminologi Nietzsche : 'die Ewige Wiederkehr des Gleichen') yang merupakan siklus berulang-ulang dalam kehidupan tanpa makna berarti di baliknya seperti datang dan perginya kegembiraan, duka, harapan, kenikmatan, kesakitan, ke-khilafan, dan seterusnya. Nietzsche tidak menginginkan penganut-penganut, ia lebih suka menyasikan manusia mencari jalan hidupnya masing-masing. Bahkan ia suka kalau dirinya ditentang dan dilawan, “Now, I go alone my disciples. You, too, go now, alone, Thus A want it. Go away from me and resisit Zarathustra. (Prof. Fuad Hassan, Bekenalan dengan Eksistensialisme, Jakarta : Pustaka Jaya). hlm : 65. 


Subscribe untuk mendapatkan update terbaru dari kami:

0 Response to "Nietzsche, Eksistensialisme (Ubermensch) Bag 1 - Prolog"

Posting Komentar