Ivan Illich - Eksistensialis Pengkritik Belenggu Sekolah


Salah satu karya Ivan Illich yang mendapatkan penghargaan World Board of Education, dan telah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dengan judul Bebas dari Sekolah yang diterbitkan Sinar Harapan Jakarta pada tahun 1983, dan Bebaskan Masyarakat dari Belenggu Sekolah yang diterbitkan Yayasan Obor Indonesia Jakarta pada tahun 2000, adalah berjudul Descholling Society, New York, Harper and Row, 1971.

Ivan Illich, Sumber: Amaze

A.  Kelahiran
Pada tanggal 4 September, lahirlah seorang anak yang jenius bernama Ivan Illich di Wina Austria.[1] Ivan Illich merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Semasa hidupnya, ia tinggal diberbagai tempat di belahan dunia, seperti Eropa, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatah hingga ia pernah mengunjungi Negara di Asia.[2]

Illich kecil tidak pernah belajar disekolah formal, hal ini disebabkan oleh orangtuanya yang sering berpindah tempat tinggal. Selama 4 tahun ia berpindah tempat dari Dalmatia, Wina, hingga Perancis. Hingga pada saat di Wina di kediaman kakeknya, Illich sempat menetap sepanjang tahun 1930an.[3]

Kecerdasan Illich ia ditunjukkan diumurnya yang masih belia, kecerdasannya yang melebihi anak seusianya tidak cukup membuat orang tua Ivan Illich memutuskan untuk memasukkan ia ke sekolah. Hingga pada saat pasukan Hitler masuk dan menduduki Austria ditahun 1938. Illich, sebagai putra seorang insinyur Dalmatia yang kaya dan Ibunya Yahudi Sephardic, menjadi korban diskriminasi pasukan Nazi. Karena hal tersebut, maka bersama ibu dan saudara kembarnya, mereka meninggalkan Austria berpindah ke Italia. Pada saat inilah kemudian Ivan Illich memasuki Biara.[4]

Filsafat pendidikan Ivan Illcih adalah Eksistensialisme. Hal tersebut dapat diketahui dari pemikirannya mengenai pendidikan yang mempunyai tujuan pembebasan, murid sebagai makhluk rasional dengan kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan personal, kurikulumnya juga mengutamakan kebebasan, dengan guru yang berperan melindungi dan menjaga kebebasan akademis dimana guru hari ini dapat menjadi siswa esok hari dan dengan tidak ada metode khusus yang digunakan.

B.  Pendidikan
Semenjak tinggal di kediaman Kakeknya pada tahun 1930an, pendidikan Illich dimulai. Ia belajar dari sejumlah guru privat yang mengajarkannya berbagai bahasa, membaca banyak buku dari perpustakaan pribadi milik neneknya, hingga berinteraksi dengan para cendikiawan penting yang menjadi sahabat orang tuanya yang salah satunya adalah dokter keluarga Sigmund Freud.[5]

Setelah Illich memasuki Biara, kemudian ia mulai mempelajari ilmu-ilmu alam hingga ia diwisuda berkali-kali setelah lulus kuliah filsafat, sejarah, dan teologi.[6] Pada usianya yang ke 24 tahun, Ivan Illich telah ditahbiskan[7] menjadi seorang pastur. Dengan kecerdasan, kesalehan, dan sofistikasi aristokratik mendukung Illich menjadi calon yang ideal dalam tugas diplomatik dari Vatikan, Namun pandangan kritisnya terhadap dimensi institusional Gereja, yang kemudian diungkap dalam tulisan-tulisannya, membuatnya menolak untuk belajar di Collegio (Sekolah Asrama) Gereja di Nobilli Ecclesiastici pada tahun 1951. Dan akhirnya Ivan Illich meninggalkan Roma menuju New York.[8]

Pada saat Illich sampai di New York, ia berbincang dengan seorang teman mengenai permasalahan orang-orang Puerto Rico. Perbincangan inilah yang kemudian mengurungkan niat Illich untuk melanjutkan rencana studinya mengikuti program pasca doktoral. Hingga kemudian Ivan Illich menemui Kardinal.[9] Bagi keuskupan Agung New York, Ivan Illich menganggap masalah orang Puerto Rico adalah mengintegerasikan para imigran ke dalam agama Katolik Amerika merupakan sebuah ide yang dianggap chauvinistik[10] yang sangat bertentangan dengan kasih Kristus. Atas dasar pemahamannya tersebut Ivan Illich kemudian mulai mengembangkan juga mempraktekan pendekatan yang berbeda. Awalnya selama tiga bulan, Illich mempelajari bahasa Spanyol dengan bertatap muka bersama para imigran Puerto Rico, kemudian ia melibatkan dirinya dalam pola-pola budaya Puerto Rico untuk memahami secara baik dan bersahabat dengan mereka. Lalu Illich meneliti dan mempelajari karakter khas imigrasi Puerto Rico.

C.  Karya
Setelah melakukan pendekatan-pendekatan sedemikian rupa, misalnya pendekatan latihan linguistik, yang kemudian menjadi ciri khas Institut bahasa Spanyol yang Illich dirikan di Puerto Rico dan Meksiko. Illich membuat sebuah karya dalam bentuk esai yang berjudul Not Foreigners, Yet Foreign.

Bukti kesuksesannya melayani kebutuhan religius imigran Puerto Rico di New York,  Illich juga membantu merintis sesuatu yang dikenal dengan San Juan’s Day yang kemudia Ivan Illich menjadi idola jemaat terlantar. Keberhasilannya ini membuat Illich menjadi monsinyur[11] dan koordinator office of Spanish-American Affair juga sebagai wakil Rektor Catholic University of Puerto Rico at Ponce pada tahun 1955.

Tugasnnya adalah membentuk Institute of Intercultural Communication (ICC) yang nantinya akan melibatkan para Pastur Amerika dalam kebudayaan Puerto Rico dan Amerika Latin, selain itu Illich juga melibatkna rohaniawan dalam latihan bahasa Spanyol yang intensif dengan jaminan, pola kehidupan sehari-hari dalam lembaga tersebut mencerminkan pola-pola kebudayaan di Puerto Rico. Dengan cara ini Illich berharap agar para Pastur akan mengetahui dan menentang kesombongan dan kekerasan pemaksaan budaya yang secara historis telah dilakukan oleh Gereja dan acclesiastidal conquistadores-nya.[12]

Setelah lima tahun, Ivan Illich kemudian menuju Amerika selatan dan berencana membangun sebuah lembaga baru. Setelah sampai di Cuernavaca, Meksiko, Ivan Illich membangun sebuah lembaga untuk melakukan de-Yankeefication[13] pada tahun 19961. Lembaga yang ia buat semula bernama Center of Intercultural Formation (CIF), yang kemudian berubah nama menjadi Center of Intercultural Documentation (CIDOC). Illich membangun lembaga tersebut dalam rangka menandingi Kennedy yang dianggap sebagai penyebaran cita rasa borjuis Amerika Serikat yang mengorbankan kehidupan dan budaya Amerika Selatan, juga dalam rangka menentang keputusan Paus untuk mengirik 10% dari Pastur dan jemaatnya ke Amerika Latin.[14]

Pendirian teoligis Ivan Illich merupakan suatu komitmen yang menganggap bahwa misteri kehadiran Tuhan, kerajaan Allah di dunia bukan Chruch as it atau dalam arti penjelmaan institusional. Pemahamannya tersebut kemudian membuat Illich mendapatkan musuh ideologi kanan dan kiri, dari dalam maupun luar Gereja. Illich memiliki pandangan politik yang kontroversial, sebagai Pastur, ia juga masih setia pada konservatisme teologis. Dengan tuntutan profetiknya terhadap Gereja yang kurang birokratik, dipimpin oleh orang awam, dan lebih rendah hati, akhirnya hal tersebut memicu lawan-lawannya.

Akibat Petisi yang disampaikan berulang-ulang kali pada keuskupan Agung di New York, memaksa Ivan Illich untuk meninggalkan Meksiko. Kecaman serupa yang diajukan ke Vatikan, membuat Illich harus menghadap Congregation for the Doctrine of the Faith pada bulan Juni 1960.

Kejadian tersebut membuat Ivan Illich segera menuju Roma. Dengan berbekal kebenaran kanonik yang mutlak, Illich hadir membaca daftar pernyataan panjang dan penuh tuduhan meragukan, mengajukan pembelaan, dan kemudian kembali ke Cuernavaca. Tiga bulan kemudian Ivan Illich tidak lagi mengabdikan dirinya sebagai Pastur dan hidup menjadi orang biasa. Kemudian pada bulan Januari 1969, Paus melarang semua Pastur, Biarawati dan Biarawan untuk menghadiri kursus atau seminar di CIDOC.

Salah satu karya Ivan Illich yang mendapatkan penghargaan World Board of Education, dan telah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dengan judul Bebas dari Sekolah yang diterbitkan Sinar Harapan Jakarta pada tahun 1983, dan Bebaskan Masyarakat dari Belenggu Sekolah yang diterbitkan Yayasan Obor Indonesia Jakarta pada tahun 2000, adalah berjudul Descholling Society, New York, Harper and Row, 1971. Buku ini merupakan kumpulan karangan yang disampaikan di CIDOC dan sebagai salah satu buku subversif dan paling ‘galak’ dalam reinterprestasinya mengenai realitas sosial.

D.  Masa Akhir
Seperti telah dipaparkan di atas bahwa terdapat larangan terhadap lembaga CIDOC yang telah dibangun oleh Illich, namun kegiatan dalam lembaga tersebut terus berjalan tanpa hambatan.

Dimulai pada tahun 1969-1970, CIDOC mengadakan rangkaian seminar dengan tema Alternatives in Education.[15] Setelah itu Ivan Illich lebih banyak menghabiskan waktunya memimpin seminar-seminar penelitian, memberi kuliah, ceramah dan juga keliling menjadi dosen tamu dan profesor tamu di beberapa Universitas, ia juga aktif menulis buku hingga Ajal menjemput pada tanggal 11 November 2002.[16]


[1] Lihat Joy A. Palmer, 50 Pemikir Paling Berpengaruh Terhadap Dunia Pendidikan Modern, (Terj) Farid Assifa, dengan judul asli Fifty Modern Thingker on Education, hlm 324.
[2] Lihat Ivan Illich, Matinya Gender, (terj) Omi Intan Naomi, dengan judul asli, Vernacular Gender, Jakarta, Pustaka Pelajar, 1998, hlm 23.
[3] Ibid.
[4] Op cit, hlm 24.
[5] Lihat Joy A. Palmer, 50 Pemikir Paling Berpengaruh Terhadap Dunia Pendidikan Modern, (Terj) Farid Assifa, dengan judul asli Fifty Modern Thingker on Education, hlm 325
[6] Lihat Ivan Illich, Matinya Gender, (terj) Omi Intan Naomi, dengan judul asli, Vernacular Gender, Jakarta, Pustaka Pelajar, 1998, hlm 24.
[7] Ditahbiskan, asal kata dari tahbis, menahbiskan berarti menyucikan / memberkati sesuatu misalnya orang atau air untuk keperluan keagamaan.
[8] Lihat Joy A. Palmer, 50 Pemikir Paling Berpengaruh Terhadap Dunia Pendidikan Modern, (Terj) Farid Assifa, dengan judul asli Fifty Modern Thingker on Education, hlm 325.
[9] Kardinal merupakan jabatan bagi seorang senior dalam Gereja Katolik Roma. Secara struktural, berada di bawah Paus dan ditunjuk langsung oleh paus sebagai anggota dewan Kardinal.
[10] Chauvinisme adalah istilah yang digunakan dan merujuk kepada kesetiaan ekstrim terhadap suatu pihak atau keyakinan tanpa melihat pandangan alternatif yang lain. Chauvinisme tidak hanya menunjukkan loyalitaas terhadap suatu kelompok, tetapi juga biasanya mencakup kepada kebencian atau permusuhan terhadap kelompok lain yang menentang.
[11] Monsinyur atau dalam bahasa Italia Monsignor, merupakan suatu predikat kehormatan bagi kaum klerus Gereja Katolik. Gelar ini diberikan kepada orang yang telah berjasa memberikan pelayanan yang berharga kepada Gereja.
[12] Lihat Joy A. Palmer, 50 Pemikir Paling Berpengaruh Terhadap Dunia Pendidikan Modern, (Terj) Farid Assifa, dengan judul asli Fifty Modern Thingker on Education, hlm 326-327.
[13] Yankee adalah sebutan bagi orang Amerika Serikat yang menyebar luas.
[14] Lihat Joy A. Palmer, 50 Pemikir Paling Berpengaruh Terhadap Dunia Pendidikan Modern, (Terj) Farid Assifa, dengan judul asli Fifty Modern Thingker on Education, hlm 328
[15] Ibid, hlm 329-320
[16] Lihat Ivan Illich, Matinya Gender, (terj) Omi Intan Naomi, dengan judul asli, Vernacular Gender, Jakarta, Pustaka Pelajar, 1998, hlm 13.

Subscribe untuk mendapatkan update terbaru dari kami:

0 Response to "Ivan Illich - Eksistensialis Pengkritik Belenggu Sekolah"

Posting Komentar